Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., dijadwalkan segera bertolak menuju
lokasi bencana tanah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah, sore ini atau Jumat (14/11).
Keberangkatan Kepala BNPB ini merupakan tindak lanjut
dari arahan langsung Presiden RI, Prabowo Subianto. Misi utamanya adalah
memastikan seluruh penanganan darurat bencana di lokasi berjalan secara optimal,
terpadu, dan menyeluruh.
Menanggapi arahan tersebut, Letjen TNI Suharyanto
menyatakan kesiapannya.
"Atas arahan Presiden Prabowo Subianto, kami
langsung berangkat ke sana," ujar Suharyanto usai mengisi materi
di Gedung INA DRTG, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/11).
Dukungan Logistik Tiba
Lebih Awal
Sebelum Kepala BNPB tiba, tim pendahulu sudah dikerahkan.
Deputi Bidang Penanganan Darurat (Deputi 3) BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan,
bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) dan personel Pusat Data Informasi dan Komunikasi
Kebencanaan (Pusdatinkom), telah diperintahkan untuk berangkat lebih awal hari
ini.
Setibanya di Cilacap, Mayjen TNI Budi Irawan langsung
melakukan penilaian kondisi, memberikan dukungan logistik dan peralatan, serta
menginisiasi koordinasi awal dengan berbagai instansi terkait.
"Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI
Budi Irawan sudah hadir di sana hari ini, membawa dukungan logistik dan
peralatan," ungkap Suharyanto, memastikan dukungan awal telah
tersalurkan.
Pencarian dan
Pertolongan Jadi Prioritas Utama
Bencana tanah longsor ini dipicu oleh faktor cuaca
ekstrem dan kondisi topografi perbukitan yang kritis dengan struktur tanah yang
labil. Menanggapi situasi ini, Kepala BNPB menegaskan bahwa operasi pencarian
dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) menjadi prioritas utama.
Berdasarkan laporan sementara, upaya penyelamatan
difokuskan pada 20 orang yang masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun
material longsoran. Sementara itu, tiga orang korban telah berhasil ditemukan
dalam kondisi meninggal dunia.
Operasi SAR ini melibatkan kurang lebih 200 personel
gabungan dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana,
PMI, TNI, Polri, serta relawan dan masyarakat sekitar. "Kurang lebih
ada 200 personel. Semoga seluruh masyarakat yang hilang dapat segera
ditemukan," kata Kepala BNPB penuh harap.
Untuk mempercepat proses, BNPB juga telah mengerahkan
alat pendukung.
"Kami datangkan alat berat, pompa alkon, dan
warga di sekitar situ juga kami pastikan kebutuhan dasarnya tercukupi,"
imbuh Suharyanto.
Langkah Relokasi untuk
Jangka Panjang
Selain penanganan darurat, BNPB juga berencana mengambil
langkah relokasi untuk warga yang tinggal di wilayah yang sangat rawan bencana.
Hal ini bertujuan agar masyarakat tersebut tidak lagi terancam di masa
mendatang. Tercatat, saat ini masih ada 28 rumah yang berada di kawasan rawan
longsor dan perlu direlokasi.
Upaya relokasi ini akan dilaksanakan setelah seluruh
proses tanggap darurat bencana selesai sepenuhnya. Pemerintah Kabupaten Cilacap
sendiri telah menyiapkan lahan khusus yang dinilai lebih aman.
"Ada 28 rumah yang harus direlokasi. Itu pun
pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi relokasinya. Sehingga setelah proses
tanggap darurat ini selesai, relokasinya sudah kita siapkan,"
jelas Suharyanto.
Sambil menunggu proses tersebut, Kepala BNPB mengimbau
masyarakat untuk menjaga keselamatan. "Kita ungsikan dulu yang
berada di titik-titik rawan supaya meninggalkan rumah jangan sampai ada longsor
susulan yang mengakibatkan korban tambahan," tegasnya, menyerukan
agar area lokasi dikosongkan dari segala aktivitas demi keamanan bersama.
Data Perkembangan
Penanganan Darurat Terkini (Per Jumat, 14/11)
Menurut hasil laporan yang dirangkum oleh Pusat
Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Jumat (14/11) pukul 11.16 WIB:
·
Korban Meninggal: 3 orang. Ketiga korban telah
dibawa ke Rumah Sakit Majenang.
·
Korban Hilang/Dalam Pencarian: 20 orang.
·
Korban Selamat di Wilayah Rawan: 23 jiwa, yang
saat ini telah mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Kerugian Material:
·
12 rumah rusak berat akibat tertimbun material
longsor.
·
16 rumah di Dusun Cibuyut dan Dusun Tarukahan,
Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terancam longsor susulan.
Meskipun kondisi cuaca, tanah yang masih labil, dan
minimnya penerangan menjadi tantangan besar, tim gabungan terus berupaya
maksimal dalam operasi SAR dengan mempertimbangkan faktor keselamatan di
lapangan.

Posting Komentar