Pada hari Sabtu, 27 September 2025, di Taman Ismail
Marzuki (TIM), Jakarta, sebuah panggung perlawanan kreatif digelar. International
NGO Forum on Indonesian Development (INFID) bersama koalisi masyarakat sipil
menyelenggarakan Festival Hak Asasi Manusia (Festival HAM) 2025.
Mengangkat tema sentral “Orang Muda Merawat Beda:
Jaga Demokrasi, Keadilan, Kebebasan”, acara ini jauh dari sekadar
perayaan. Festival HAM 2025 adalah wadah yang menyerukan alarm sekaligus
menawarkan solusi terhadap ancaman kemunduran demokrasi, meningkatnya
eksklusivisme, dan berbagai tantangan dalam pemenuhan hak asasi manusia (HAM)
di Indonesia.
Keberagaman yang Sedang Diuji
Festival ini lahir dari kesadaran kritis bahwa
keberagaman, yang merupakan kekuatan utama bangsa, sedang menghadapi ujian
serius. Data menunjukkan adanya tantangan nyata dalam praktik toleransi.
Misalnya, SETARA Institute mencatat adanya 217 kasus pelanggaran Kebebasan
Beragama dan Berkeyakinan (KBB) sepanjang tahun 2023.
Selain itu, survei INFID pada 2021 menguak bahwa 42,5%
orang muda masih memegang pandangan yang menganggap keyakinan mereka sebagai
mayoritas dan cenderung kurang toleran terhadap keyakinan lain, terutama yang
minoritas. Situasi ini diperparah oleh perilaku dan kebijakan diskriminatif,
hingga krisis iklim yang semakin memperlebar ketimpangan dan meningkatkan
kerentanan bagi kelompok-kelompok marginal.
Menanggapi dinamika ini, Program Manager INFID, Abdul
Waidl, memberikan penegasan.
“Festival HAM ini bukanlah perayaan atas kondisi
HAM yang telah sempurna, melainkan respons orang muda terhadap dinamika sosial
dan politik yang mengikis toleransi dan persatuan,” ujar Waidl. Ia
menambahkan, “Ini adalah ajakan untuk bertindak. Orang muda adalah agen
perubahan yang siap merawat perbedaan, menjaga api demokrasi tetap menyala, dan
mewujudkan Indonesia yang inklusif dan adil.”
Menyampaikan Aspirasi Menjadi Kebijakan
Festival ini dirancang sebagai ruang yang mengedepankan
dialog, kolaborasi, dan aksi nyata. Tujuannya adalah memberdayakan generasi
muda untuk menggaungkan nilai-nilai persatuan dan toleransi, serta
mentransformasi aspirasi mereka menjadi kebijakan yang nyata.
Puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah penyusunan dan
penyampaian rekomendasi kebijakan yang lahir dari berbagai diskusi sebelum dan
selama Festival berlangsung. Rekomendasi ini disampaikan langsung kepada
perwakilan legislatif dan eksekutif.
Hadir mendengarkan suara orang muda antara lain Ketua
Komisi XIII DPR RI Willy Aditya dan anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah
Pitaloka sebagai perwakilan parlemen. Dari pihak Pemerintah Provinsi Jakarta,
hadir Wakil Kepala Bappeda DK Jakarta Detrianov. Sesi ini juga melibatkan
perwakilan masyarakat sipil, yakni aktivis dan seniman Melanie Subono serta Direktur
Eksekutif INFID Siti Khoirun Ni’mah.
Tuntutan Kolektif Anak Muda
Beberapa dorongan kolektif yang disuarakan oleh orang
muda mencakup isu-isu krusial. Di antaranya adalah pengesahan RUU Masyarakat
Adat dan pencabutan peraturan daerah diskriminatif yang menyudutkan identitas
tertentu.
Selain itu, mereka menuntut adanya reformasi sistem
pendidikan dan alokasi 20% anggaran pendidikan agar diimplementasikan secara
penuh. Isu jaminan sosial bagi pekerja informal dan pekerja rumah tangga juga
menjadi sorotan, bersamaan dengan tuntutan terbukanya lapangan kerja formal
yang adil dan inklusif. Terakhir, orang muda mendesak adanya regulasi
perlindungan data pribadi dan ekosistem digital yang aman dan inklusif.
Direktur Eksekutif INFID, Siti Khoirun Ni’mah, menyambut
baik respons dari perwakilan pemerintah.
“Perwakilan parlemen telah mendengar secara
langsung dan tuntutan ini valid, otentik dari keresahan orang-orang muda
Indonesia. Tugas kita masyarakat sipil adalah terus mendorong agar aspirasi teman-teman
muda ini betul-betul diimplementasi. Saya rasa mulai sekarang kita perlu untuk
terus mengawal ini bersama,” pungkas Siti Khoirun Ni’mah.
Festival HAM 2025 ini menjadi penanda bahwa generasi muda
Indonesia siap memimpin upaya untuk merawat perbedaan, memperkuat keadilan, dan
menjaga api demokrasi tetap menyala di tengah berbagai tantangan.



Posting Komentar