Sebulan sudah berlalu sejak banjir bandang dan tanah longsor melanda sebagian wilayah Aceh pada akhir November lalu. Namun, sisa-sisa bencana masih dirasakan oleh warga, terutama mereka yang tinggal di desa-desa terpencil. Akses jalan yang terputus membuat aktivitas harian menjadi penuh tantangan.
Pada Jumat (26/12), sebuah langkah penting dilakukan di
Desa Simpang Rahmat, Kecamatan Gajah Putih, Bener Meriah. Fokus utama saat ini
adalah memasang tali sling baja sebagai jalur penyeberangan darurat. Jalur ini
sangat krusial karena menghubungkan Kabupaten Bener Meriah dengan tiga desa
yang sempat terisolir di Aceh Tengah, yaitu Desa Bergang, Desa Pantan Reduk,
dan Desa Karang Ampar.
Tali sling yang dipasang bukan sembarang tali. Dengan
diameter 18 milimeter, kabel baja ini dirancang untuk memiliki kekuatan ekstra.
Keamanan menjadi prioritas utama agar warga tidak lagi merasa khawatir saat
harus menyeberang, terutama ketika harus mengevakuasi lansia atau warga yang
sedang sakit.
Kapolres Bener Meriah, AKBP Aris Cai Dwi Susanto, menjelaskan
bahwa pengerjaan jalur darurat ini memakan waktu enam hari karena kondisi medan
yang cukup menantang.
"Pemasangan sling ini bertujuan membantu
masyarakat, baik dalam hal evakuasi maupun penyaluran logistik. Harapan kami,
fasilitas ini bisa dimanfaatkan warga untuk membawa hasil pertanian seperti
durian dan cabai. Dengan begitu, denyut ekonomi warga perlahan bisa kembali
pulih," ungkapnya.
Gotong Royong Melawan
Arus
Meski arus sungai di bawahnya masih cukup deras dan
berisiko, pengerjaan tetap dikebut. Petugas di lapangan bahu-membahu memastikan
setiap kaitan sling terpasang dengan kuat demi keselamatan warga.
Kegembiraan pun terpancar dari wajah penduduk setempat.
Marikul, Kepala Desa Simpang Rahmat, mewakili warga menyampaikan rasa syukurnya
atas kepedulian yang diberikan. Baginya, kehadiran jalur darurat ini adalah
napas baru bagi desa mereka.
“Masyarakat sangat senang dan terbantu. Sling yang
dibangun sangat aman dan tebal, sehingga layak untuk penyeberangan sepeda motor
maupun pengangkutan barang-barang berat,” tutur Marikul.
Upaya pemulihan ini menjadi bukti bahwa di tengah
sulitnya akses pasca-bencana, solidaritas dan kerja keras adalah kunci untuk
menyambung kembali harapan masyarakat yang sempat terputus.


Posting Komentar