Bagi para petani di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, hasil panen adalah napas kehidupan. Namun, di tengah situasi pascabencana, membawa hasil bumi ke pasar bukanlah perkara mudah. Kendala distribusi darat seringkali menjadi tembok besar yang mengancam mata pencaharian mereka.
Untuk membantu mengatasi persoalan tersebut, sebuah
langkah nyata dilakukan pada Rabu (24/12/2025). Komoditas cabai hasil keringat
para petani dari dataran tinggi Aceh mulai diterbangkan menuju Jakarta melalui
Bandar Udara Rembele. Inisiatif ini hadir sebagai solusi agar hasil panen yang
melimpah tidak terbuang sia-sia dan ekonomi masyarakat bisa segera pulih.
Proses pengumpulan cabai ini dikoordinasikan oleh
Asosiasi Bersatu Bener Meriah Aceh Tengah. Kehadiran transportasi udara gratis
ini sangat berarti bagi mereka, terutama untuk menjaga agar harga tetap stabil
dan mencegah kerugian akibat hasil panen yang membusuk karena tidak terserap
pasar.
Tarmiza Gayo, salah satu perwakilan petani, mengungkapkan
rasa syukurnya atas bantuan ini. Menurutnya, akses udara menjadi tumpuan
harapan di saat jalur darat masih mengalami keterbatasan.
"Dukungan angkutan udara ini sangat membantu
keberlangsungan ekonomi masyarakat pascabencana. Hasil panen kami tetap bisa
tersalurkan meskipun akses distribusi darat masih terbatas," ujar
Tarmiza.
Di hari yang sama, suasana di Bandara Rembele tampak
sibuk. Sebanyak lima pesawat angkut, mulai dari tipe Hercules hingga Cassa, dikerahkan
untuk menjalankan berbagai misi kemanusiaan. Selain membawa berton-ton hasil
pertanian, pesawat-pesawat ini juga terus mendistribusikan logistik bantuan dan
mengevakuasi warga yang terdampak bencana.
Aksi ini bukan sekadar misi penerbangan biasa, melainkan
bentuk kepedulian untuk memastikan bahwa masyarakat Aceh tidak berjuang
sendirian. Dengan kecepatan dan ketepatan distribusi, diharapkan roda
perekonomian di Serambi Mekkah dapat segera kembali berputar normal demi
kesejahteraan masyarakat luas.



Posting Komentar