Jakarta, 4 November 2025 – Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) melaporkan serangkaian peristiwa bencana yang terjadi di
berbagai wilayah Indonesia hingga Selasa (4/11), pukul 07.00 WIB. Kejadian yang
didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah ini menuntut peningkatan kewaspadaan
dari semua pihak. Berikut adalah rangkuman situasi dan penanganan bencana di
sejumlah daerah.
Jawa Timur Diterpa Cuaca Ekstrem dan Banjir
Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang
paling sering dilanda bencana hidrometeorologi basah, termasuk cuaca ekstrem
dan banjir.
Pamekasan Diterjang Cuaca Ekstrem
Pusat Pengendalian Operasi BNPB (Pusdalops BNPB)
mencatat, cuaca ekstrem yang disertai hujan lebat menerjang Kabupaten
Pamekasan. Bencana ini berdampak pada lima desa dan satu kelurahan yang
tersebar di empat kecamatan. Akibatnya, sembilan unit rumah, satu fasilitas
pendidikan, dan satu tempat ibadah mengalami kerusakan. Petugas dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat segera memberikan bantuan kepada
warga yang rumahnya terdampak.
Angin Kencang di Nganjuk, Banyuwangi, dan Malang
Peristiwa angin kencang juga dilaporkan terjadi di
beberapa kabupaten pada hari yang sama:
·
Kabupaten Nganjuk: Pada Minggu (2/11),
pukul 13.30 WIB, angin kencang merusak delapan rumah warga di Desa Sidoharjo,
Kecamatan Tanjunganom. Laporan BPBD setempat merinci dua unit rumah rusak
berat, dua rusak sedang, dan empat rusak ringan. Personel BPBD langsung
bergerak cepat membantu warga di hari kejadian.
·
Kabupaten Banyuwangi: Pukul 14.00 WIB di
hari yang sama, cuaca ekstrem juga melanda Kabupaten Banyuwangi. Angin kencang
menyebabkan 27 rumah warga di Desa Seneporejo (Kecamatan Siliragung) dan Desa
Tulungrejo (Kecamatan Glenmore) mengalami kerusakan ringan. BPBD saat ini masih
dalam proses pendataan dampak pascabencana.
·
Kabupaten Malang: Pukul 15.00 WIB,
giliran Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yang dilanda bencana
serupa. Dampaknya cukup signifikan, tercatat sembilan rumah rusak berat, 14
rusak sedang, dan 89 rusak ringan. Syukurlah, tidak ada laporan korban jiwa
maupun warga yang mengungsi dalam peristiwa ini.
Banjir di Jember Menerjang Ratusan KK
Pada Minggu (2/11), pukul 20.00 WIB, banjir melanda
Kabupaten Jember setelah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur
area sekitar Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul. Bencana ini berdampak pada 280
Kepala Keluarga (KK) atau 469 jiwa di tiga desa dari dua kecamatan. Kabar
baiknya, per Senin (3/11), banjir telah surut di Desa Tanggul Wetan dan Tanggul
Kulon. Namun, air dilaporkan masih menggenangi beberapa titik di Desa Sembono.
🌊 Bencana di Luar Jawa:
Lampung dan Brebes
Bencana hidrometeorologi juga terjadi di luar wilayah
Jawa Timur:
·
Kabupaten Pesawaran, Lampung: Angin
kencang menerjang dua desa di dua kecamatan pada Senin (3/11), pukul 15.30 WIB.
Bencana ini mempengaruhi 52 KK, dengan kerugian material meliputi lima rumah
rusak berat, 10 rusak sedang, 37 rusak ringan, dan satu fasilitas pendidikan
rusak berat.
·
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah: Bencana
banjir rob terjadi di Desa Prapag Lor, Kecamatan Losari, pada Senin (3/11).
Sebanyak 2.378 KK terdampak. Air rob berangsur surut pada hari yang sama, dan
terakhir terpantau setinggi 10 cm.
🛡️ Peningkatan
Kewaspadaan Menjadi Kunci
Menyikapi tingginya potensi bahaya hidrometeorologi
basah, BNPB mengimbau seluruh pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
BNPB menekankan pentingnya upaya pencegahan dan mitigasi
yang dapat dilakukan oleh BPBD bersama dinas terkait, seperti:
·
Melakukan pemantauan rutin terhadap tanggul.
·
Pembersihan saluran air (drainase).
·
Pemotongan ranting-ranting pohon di ruang
publik.
·
Sementara itu, warga diimbau untuk turut
berpartisipasi aktif:
·
Mengecek struktur atap rumah.
·
Bergotong royong membersihkan drainase di
sekitar tempat tinggal.
·
Saat terjadi angin kencang dan berada di luar ruangan,
hindari berteduh di bawah pohon dan pastikan berlindung di dalam bangunan yang
kokoh.
·
Kesiapsiagaan kolektif adalah kunci untuk
meminimalisir dampak kerugian akibat bencana hidrometeorologi di masa
mendatang.





Posting Komentar