Ribuan Warga Pati Gelar Aksi Demo, Tuntut Bupati Sudewo Mundur


Aksi ribuan warga di depan pendopo Kabupaten Pati. (sumber: Antara)

 


Alun-alun Kabupaten Pati, yang biasanya ramai dan dipenuhi aktivitas sehari-hari, pagi itu diselimuti suasana yang berbeda. Ribuan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berkumpul di depan Pendopo Kabupaten. Bukan untuk berekreasi, melainkan untuk menyuarakan aspirasi dan menuntut satu hal: mundurnya Bupati Pati, Sudewo.

 

Sejak pagi hari, massa terus berdatangan, memadati area Alun-alun. Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh dua hal. Pertama, kebijakan kenaikan tarif pajak bumi dan bangunan (PBB) yang mencapai 250 persen di beberapa wilayah. Kenaikan ini dirasakan memberatkan masyarakat, terutama kalangan ekonomi bawah yang merasa semakin terhimpit. Kedua, adanya pernyataan Bupati Sudewo yang dianggap arogan.

 

Salah satu momen yang paling disorot adalah saat massa memutar ulang rekaman suara sang bupati. "Jangankan 5 ribu orang, 50 ribu orang saja tidak gentar," demikian bunyi rekaman yang membuat para demonstran semakin geram. Pernyataan ini dinilai melukai hati warga dan menjadi pemicu utama aksi besar-besaran ini.

 

Dengan semangat membara, para demonstran juga membawa sebuah keranda bertuliskan "Owedus Selamat Tinggal" sebagai simbol penolakan. Keranda ini menjadi pusat perhatian, awalnya diletakkan di depan gerbang pendopo sebelum akhirnya diangkut ke atas truk dan menjadi bagian dari panggung orasi.

 

Dari atas truk, koordinator aksi, Husein, yang mewakili Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, memberikan orasi. Ia meminta Bupati Sudewo untuk ikhlas dan berjiwa besar untuk mundur dari jabatannya. "Hari ini Bupati Sudewo harus lengser," teriak Husein, yang disambut riuh sorak sorai massa. Orator lainnya juga menekankan bahwa massa yang hadir adalah masyarakat bawah yang ekonominya sedang sulit dan tidak menerima kebijakan yang dianggap menindas rakyat.

 

Massa yang berdemo sejak pagi hari ini menunjukkan sikap santun dan tertib. Mereka tidak melakukan tindakan anarkis dan justru mengumpulkan donasi berupa air mineral kemasan dus di sepanjang trotoar. Ini adalah cara unik warga Pati menunjukkan bahwa mereka adalah masyarakat yang cinta damai dan berakhlak, berbeda dengan tuduhan arogan yang mereka sasar kepada sang bupati.

 

Aksi yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB ini berlangsung dengan tertib di bawah pengamanan ketat pihak kepolisian. Polresta Pati memberlakukan pengalihan arus di berbagai ruas jalan sekitar Alun-alun untuk mencegah kemacetan dan menjaga ketertiban umum. Rekayasa lalu lintas ini akan terus dilakukan hingga aksi unjuk rasa selesai.

 

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama