Jejak Hidung Cejlon: Kisah Anjing Pelacak Menemukan Jenazah di Bantaran Sungai Aceh Tamiang

 


Aroma menyengat yang tercium di bantaran sungai Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Sabtu (20/12/2025), mengusik warga sekitar. Rasa curiga pun mendorong masyarakat melapor kepada aparat kepolisian. Dari laporan sederhana itulah, sebuah upaya kemanusiaan segera bergerak.

 

Tim Den K-9 Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri, bersama Tim DVI, BPBD, dan Basarnas, langsung menuju lokasi. Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri, Kombes Pol Erdi A. Chaniago, menjelaskan bahwa laporan warga menjadi titik awal proses pencarian.

 

“Menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya bau menyengat di bantaran sungai, Tim Den K-9 Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri bersama Tim DVI, BPBD, dan Basarnas langsung bergerak menuju lokasi untuk melakukan pengecekan dan pelacakan,” ujar Kombes Erdi.



Setibanya di lokasi, tim gabungan tidak langsung melakukan pencarian secara acak. Area terlebih dahulu dipetakan, termasuk pembuatan pori-pori tanah untuk membantu proses pelacakan. Langkah ini dilakukan agar anjing pelacak dapat bekerja secara optimal.

 

Harapan kemudian bertumpu pada Cejlon, satwa K-9 berkualifikasi SAR (cadaver) yang dipandu oleh pawangnya, Bripda Satria. Dengan ketajaman indra penciumannya, Cejlon menyusuri area yang telah dipetakan. Tak lama, pergerakannya mengarah ke satu titik tertentu.

 

“Hasil pelacakan satwa K-9 mengarah pada satu titik dan berhasil ditemukan satu jenazah lengkap dengan identitas diri,” jelas Kombes Erdi.

 

Identitas yang ditemukan di saku celana korban mengungkap bahwa jenazah tersebut adalah M (66), seorang pensiunan yang berdomisili di Dusun Rukun, Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. Penemuan ini sekaligus menjawab keresahan warga yang sejak awal mencium tanda-tanda tak biasa di sekitar sungai.

 

Jenazah kemudian dievakuasi ke RSUD Aceh Tamiang untuk menjalani proses identifikasi lanjutan oleh Tim DVI, sesuai prosedur yang berlaku.

 

Menutup keterangannya, Kombes Erdi menyampaikan apresiasi atas kerja bersama seluruh pihak yang terlibat.

 

“Kami mengapresiasi sinergi seluruh unsur yang terlibat sehingga proses pencarian dapat berjalan dengan cepat dan efektif. Polri berkomitmen untuk terus hadir memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya dalam penanganan kejadian kemanusiaan,” tutupnya.

 

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi, teknologi, dan keahlian—bahkan melalui indra tajam seekor anjing pelacak—dapat menghadirkan jawaban di tengah situasi yang penuh duka, sekaligus memberikan kepastian bagi masyarakat.




 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama