Cahaya di Tengah Bencana: Saat Mushaf Al-Qur’an Menyapa Pengungsi Aceh Tamiang


Senin sore (22/12/2025), deru mesin helikopter AW-169 bernomor registrasi 3307 memecah kesunyian di Lapangan Bima Patra, Aceh Tamiang. Namun, kali ini ada yang berbeda dari misi biasanya. Di balik seragam penerbangnya, Kompol Eko dan krunya membawa titipan istimewa: 145 mushaf Al-Qur’an untuk warga yang tengah berjuang bangkit dari musibah banjir.

 

Bantuan ini bukan sekadar logistik biasa. Al-Qur’an tersebut merupakan amanah tulus dari seorang anggota Polda Sumatera Utara yang memilih untuk tetap anonim. Ia menitipkan pesan agar kitab suci ini sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan, terutama anak-anak.

 

Keputusan mengirimkan Al-Qur’an ini lahir dari keprihatinan. Berdasarkan laporan personel Polri di lapangan, banyak masjid dan musala yang kehilangan koleksi kitab sucinya karena rusak terendam banjir. Di tenda pengungsian, anak-anak pun harus berhenti mengaji karena tak lagi memiliki Al-Qur’an.

 

“Bantuan ini diharapkan dapat membantu memulihkan kegiatan keagamaan masyarakat, khususnya anak-anak, di tengah kondisi pascabencana,” ujar Kompol Eko dengan tenang.

 

Ada satu momen yang membuat misi kali ini terasa begitu berkesan bagi Kompol Eko dan timnya. Selama ini, tugas udara sering kali menuntut mereka bergerak cepat, menurunkan logistik tanpa mematikan mesin, lalu segera terbang kembali demi mengejar waktu dan menghindari cuaca buruk.

 

Namun, di Aceh Tamiang, mereka punya waktu sejenak untuk berhenti dan saling bertukar sapa. Kompol Eko mengaku sangat terharu bisa melihat langsung wajah-wajah penerima manfaat.

 

“Biasanya kami hanya melakukan dropping logistik tanpa mematikan mesin dan langsung terbang kembali karena mengejar waktu dan mengantisipasi cuaca. Namun kali ini, saya berkesempatan bertemu langsung dan berbincang dengan masyarakat terdampak,” tuturnya dengan tulus.

 

Misi kemanusiaan ini menjadi bukti bahwa pemulihan pascabencana bukan hanya soal perbaikan infrastruktur, melainkan juga tentang merawat spiritualitas dan memberikan harapan baru bagi masyarakat agar bisa kembali melantunkan ayat-ayat suci meski dalam keterbatasan.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama