Kisah Nathaniel Lukman Halim adalah perpaduan unik antara
kekayaan seni tradisional Ubud, Bali, dan gemerlap dunia digital global.
Seniman asal Indonesia ini tak hanya mengejar mimpinya, tetapi juga berhasil
meraih pengakuan internasional, termasuk penghargaan prestisius Webby Award
pada 9 Oktober. Perjalanan hidupnya menjadi inspirasi yang menunjukkan bahwa
sentuhan artistik Indonesia mampu bersinar di kancah dunia.
Lahir pada 12 April 1990, Nathaniel memiliki latar
belakang pendidikan yang menarik. Ia menempuh studi Bachelor of Commerce di
University of Melbourne sebelum melanjutkan ke Master of Fine Arts di Savannah
College of Art and Design. Kombinasi unik ini menunjukkan perpaduan antara
kecerdasan bisnis dan gairah seni yang mendalam.
Bagi Nathaniel, seni bukanlah sekadar pilihan karier,
melainkan bagian dari identitasnya. Ia tumbuh besar di Ubud, sebuah desa yang
telah lama dikenal sebagai pusat para seniman. "Saya mengambil
jurusan seni karena saya selalu bercita-cita untuk menjadi seorang seniman.
Saya tumbuh di desa Ubud, Bali, dan sejak kecil sudah dikelilingi oleh banyak
seniman - pelukis, pemahat, dan pengrajin perhiasan," kenang
Nathaniel.
Lingkungan yang kaya akan seni tradisional inilah yang
menjadi fondasi kecintaannya pada bidang kreatif.
Transformasi ke Dunia Digital
Seiring berjalannya waktu, minat Nathaniel berkembang
dari seni tradisional menuju eksplorasi baru yang lebih modern. "Seiring
bertambahnya usia, ketertarikan saya pada seni tradisional berkembang menjadi
minat untuk kesenian digital," tambahnya.
Transformasi ini membawanya pada perjalanan kreatif,
mulai dari membuat sketsa di laptop menggunakan tablet saat masa SMA, hingga
mendalami animasi 3D dan look development di bangku perkuliahan.
Meraih Penghargaan Webby
Kecakapannya di bidang seni digital terbukti saat ia
bergabung dengan sebuah studio gim. Nathaniel terlibat dalam sebuah proyek yang
sukses besar dan bahkan berhasil membawa pulang penghargaan Webby. "Saat
saya bekerja di sebuah studio gim, kami mengerjakan sebuah proyek yang berhasil
memenangkan penghargaan Webby," kata Nathaniel bangga.
Dalam proyek pemenang penghargaan tersebut, Nathaniel
memegang peran krusial sebagai 3D Environment Artist. Ia bertanggung jawab
menciptakan bangunan bersejarah yang realistis serta berbagai 3D asset lainnya,
yang secara signifikan memperkaya tampilan dan pengalaman bermain gim (gameplay).
Prestasinya ini menunjukkan bagaimana profesionalisme dan sentuhan artistik
Indonesia sangat diakui di panggung global.
Visi dan Harapan untuk Seniman Tanah Air
Meskipun telah meraih kesuksesan, Nathaniel tidak
berhenti bermimpi. Ia berharap perjalanannya dapat menjadi inspirasi dan pemicu
semangat bagi para seniman lain di Tanah Air. "Saya berharap
perjalanan profesional saya dapat menginspirasi rekan-rekan seniman di
Indonesia untuk terus bekerja keras dan mengasah kemampuan mereka,"
ungkapnya.
Nathaniel menyadari bahwa profesi seniman bukanlah jalan
yang mudah, namun ia yakin pada kekuatan gairah (passion) dalam berkarya.
"Menjadi seorang seniman bukanlah profesi yang
mudah, tetapi saya selalu ingin mengejar mimpi saya untuk menjadi seorang
seniman yang sukses," ujarnya penuh keyakinan.
Visinya pun jauh ke depan. Ia ingin melihat lebih banyak
seniman Indonesia yang bersinar di panggung dunia dan menginspirasi generasi
masa depan.
"Saya juga berharap dapat melihat semakin banyak
seniman Indonesia tampil di panggung dunia dan menginspirasi generasi masa depan,"
tutup Nathaniel.


إرسال تعليق