Di tengah derasnya arus informasi di media sosial, berita
palsu atau hoaks sering kali menyebar dengan cepat dan menimbulkan keresahan.
Penting bagi kita untuk selalu waspada dan mengecek kebenaran informasi sebelum
memercayai atau bahkan menyebarkannya. Berikut adalah rangkuman beberapa hoaks
yang beredar dalam sepekan terakhir, lengkap dengan klarifikasinya.
Hoaks Seputar Kerusuhan Massa:
1. Video Penjarahan di Mal Atrium Senen
Sebuah video yang diklaim menunjukkan penjarahan di Mal
Atrium Senen pada 29 Agustus 2025 sempat viral di media sosial X. Namun, klaim
ini adalah hoaks. Pihak pengelola Mal Atrium Senen telah memberikan klarifikasi
melalui akun Instagram resmi mereka bahwa video tersebut tidak benar dan tidak
terjadi di lokasi mereka. Setelah ditelusuri, tidak ada laporan valid mengenai
peristiwa penjarahan di mal tersebut.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-video-penjarahan-di-mal-atrium-senen-pada-29-agustus-2025
2. Warga Terkena Peluru Nyasar Saat Demo Buruh
Sebuah video di TikTok menyebarkan klaim bahwa ada warga
yang terkena peluru nyasar saat demo buruh di Gedung DPR pada 28 Agustus 2025.
Faktanya, informasi ini tidak benar. Menurut keterangan Polda Metro Jaya,
personel gabungan yang mengamankan demo tersebut tidak dilengkapi atau
menggunakan senjata api. Pengamanan dilakukan secara humanis dan preventif.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-warga-terkena-peluru-nyasar-saat-demo-buruh-di-dpr
3. Tangkapan Layar Percakapan Driver Ojek Online Affan
Kurniawan
Beredar tangkapan layar percakapan yang diklaim milik
Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang meninggal setelah terlindas
kendaraan taktis Brimob. Informasi ini adalah hoaks. Affan Kurniawan meninggal
pada 28 Agustus 2025 malam, sementara tangkapan layar percakapan tersebut
tertanggal 29 Agustus 2025. Peristiwa tragis yang dialami Affan terekam dan
memang sempat viral. Namun, percakapan yang beredar adalah informasi palsu.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-tangkapan-layar-percakapan-driver-ojek-online-affan-kurniawan
4. Polisi Berjaga di Stasiun KRL untuk Sweeping
Demonstran
Sebuah foto yang beredar di X mengklaim bahwa polisi
berjaga di stasiun KRL untuk melakukan sweeping atau penertiban terhadap para
demonstran. Klaim ini tidak benar. Pihak KAI Commuter menegaskan bahwa
kehadiran petugas keamanan tambahan, termasuk TNI dan Polri, di stasiun-stasiun
seperti Palmerah, Sudirman, dan Tanah Abang adalah bagian dari upaya antisipasi
dan tindakan preventif. Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan
kenyamanan pengguna KRL di tengah aksi demonstrasi yang berlangsung.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-anggota-polisi-berjaga-jaga-di-stasiun-untuk-sweeping-para-demonstran
Hoaks Seputar Kabinet dan Kebijakan Pemerintah:
1. Sri Mulyani Mundur dari Kabinet Merah Putih
Sebuah video di media sosial mengklaim Menteri Keuangan
Sri Mulyani mengundurkan diri dari Kabinet Merah Putih. Berita ini adalah
hoaks. Faktanya, video yang beredar adalah rekaman saat Sri Mulyani menangis
terharu ketika memberikan pidato penutup pada rapat RUU APBN 2025 di DPR. Tidak
ada informasi kredibel dari media maupun sumber resmi yang menyatakan
pengunduran dirinya.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-video-sri-mulyani-mundur-dari-kabinet-merah-putih
Hoaks Seputar Sertifikat Tanah Elektronik
Ada beberapa hoaks yang beredar mengenai sertifikat tanah
elektronik. Berikut adalah klarifikasi dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang perlu kita ketahui:
1. Sertifikat Digital Mempermudah Pemerintah Merampas
Tanah Masyarakat
Klaim ini adalah hoaks. Sebaliknya, sertifikat elektronik
justru menjadi inovasi untuk melindungi aset tanah masyarakat. Jika negara
membutuhkan tanah untuk pembangunan, akan ada proses pengadaan yang adil dan
pemilik akan mendapatkan ganti rugi yang layak. Tanah yang dicabut haknya oleh
negara adalah tanah yang terlantar, yang tidak dimanfaatkan sama sekali. https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-sertifikat-digital-mempermudah-pemerintah-merampas-tanah-masyarakat
2. Sertifikat Hak Milik (SHM) akan Dihapuskan
Klaim bahwa sertifikat analog (lama) akan dihapuskan dan
ditarik oleh pemerintah karena adanya sertifikat elektronik adalah hoaks.
Sertifikat analog yang sudah ada tetap berlaku dan tidak akan ditarik.
Sertifikat elektronik dibuat untuk meningkatkan keamanan data dan mengurangi
risiko pemalsuan, karena menggunakan teknologi enkripsi yang canggih.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-sertifikat-hak-milik-shm-akan-dihapuskan
3. Tanah Bisa Dijual Tanpa Sepengetahuan Pemilik
Klaim ini adalah hoaks. Adanya sertifikat elektronik
justru mempersulit gerak mafia tanah. Dengan sistem digital yang terintegrasi,
pemalsuan dokumen menjadi tidak mungkin. Setiap transaksi harus melalui
prosedur yang ketat dan hanya bisa diakses oleh pihak yang berwenang.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-adanya-sertifikat-elektronik-membuat-tanah-masyarakat-dapat-dijual-tanpa-sepengetahuan-pemiliknya
4. Tahun 2026 Rakyat Indonesia Kehilangan Tanah Akibat
Aturan Baru
Narasi yang menyebutkan bahwa girik, verponding, atau
letter C yang belum disertifikasi akan diambil negara pada tahun 2026 adalah
hoaks. Dokumen-dokumen tersebut akan tetap diakui asalkan pemilik bisa membuktikan
penguasaan dan pemanfaatannya. Meskipun demikian, pemerintah tetap mengimbau
masyarakat untuk segera mendaftarkan tanahnya agar memiliki sertifikat resmi
sebagai bukti kepemilikan yang sah.
https://www.komdigi.go.id/berita/berita-hoaks/detail/hoaks-tahun-2026-rakyat-indonesia-akan-kehilangan-tanah-akibat-aturan-baru-pemerintah
Mari kita bersama-sama menjadi pengguna media sosial yang
lebih bijak. Biasakan untuk mengecek kebenaran sebuah informasi dari sumber
yang tepercaya sebelum membagikannya. Dengan begitu, kita bisa ikut andil dalam
menciptakan ruang digital yang lebih sehat.

Posting Komentar