Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memang menyisakan duka. Namun, di tengah hamparan sisa bencana, ada semangat yang tidak boleh padam: semangat untuk bangkit dan menata kembali masa depan.
Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) kini tengah bekerja cepat. Fokus utama saat ini adalah memastikan warga
terdampak memiliki tempat tinggal yang layak melalui pembangunan Hunian
Sementara (Huntara).
Di atas lapangan SDN 05 Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia,
suasana tampak sibuk. Sebanyak 100 personel TNI bahu-membahu membangun 117 unit
Huntara tahap pertama. Targetnya jelas: bangunan harus rampung sebelum 30
Desember 2025.
Ada alasan mendesak di balik kecepatan ini. Saat ini,
warga masih tinggal di ruang-ruang kelas sekolah. Sementara itu, semester baru
akan dimulai pada Januari 2026.
"Pembangunan huntara di lokasi ini menjadi
fokus utama dikarenakan ruang kelas sekolah tersebut digunakan untuk pengungsi.
Harapannya tanggal 5 nanti sudah bisa diserahterimakan unitnya dan sekolah bisa
digunakan kembali untuk kegiatan belajar mengajar," ujar Ary
Laksmana, Unsur Pengarah BNPB.
Bupati Agam, Benni Warlis, yang memantau langsung proses
pembangunan pada Selasa (23/12), menegaskan bahwa setiap keluarga akan
mendapatkan satu unit rumah sementara yang layak.
"Ini adalah upaya kita untuk memberikan tempat
yang lebih layak bagi masyarakat kita yang mengungsi. Satu KK akan mendapatkan
1 unit. Dengan ini kita berharap kondisi kesehatan dan juga psikologis mereka
bisa pulih hingga nanti akhirnya menempati hunian tetap," jelas
Benni penuh harap.
Mengembalikan Senyum
yang Sempat Hilang
Pemulihan bukan hanya soal bangunan fisik. Di sudut
pengungsian, suara tawa anak-anak mulai terdengar kembali. BNPB menyadari bahwa
luka di hati, terutama bagi anak-anak, harus segera dibasuh.
Melalui kegiatan trauma healing, BNPB menggandeng relawan
dari Talenta Svara Berta dan Komunitas Dongeng Academy. Sederet pengisi acara
seperti penyanyi Berta, pelawak Kimau, dan Bang Tony sengaja datang jauh-jauh
dari Jakarta untuk memeluk kesedihan anak-anak Agam dengan kegembiraan.
Mereka mendongeng, menggambar bersama, dan membagikan
hadiah berupa peralatan sekolah serta mainan. Momen ini bukan sekadar hiburan,
melainkan cara untuk mengembalikan keberanian anak-anak untuk kembali bermimpi
dan bersemangat menyambut hari sekolah yang akan datang.
Secara total, akan ada 584 unit Huntara yang dibangun di
seluruh Kabupaten Agam, dengan 207 unit di antaranya berlokasi di Kecamatan
Palembayan. Status Tanggap Darurat pun telah diperpanjang hingga 5 Januari 2026
untuk memastikan semua proses transisi berjalan lancar.
BNPB berkomitmen bahwa pemulihan akan dilakukan secara
menyeluruh, mulai dari tempat tinggal, pendidikan, hingga kesehatan mental
warga. Karena pada akhirnya, rumah bukan hanya soal atap dan dinding, tapi
tentang rasa aman dan harapan yang tumbuh kembali di dalamnya.



إرسال تعليق